Hai, Rindu.
Senja hari ini, aku menemukanmu pada wajah yang baru.
Dia mungkin tak kau kenali, atau aku yang sebenarnya baru mengenalnya dan kau sudah.
Ada rasa yang terlanjur dititipkan terburu-buru.
Terlalu dini jika kusebut dia adalah rasa yang sempat kita sepakati.
Cinta.
Pernah ada yang mengutuk dalam kesendiriannya,
semoga cinta tak kembali hadir hanya untuk sekali lagi dipatahkan.
Atau mungkin aku lupa, tapi sepertinya hati tidak.
Kau tahu?
Hati benar-benar mengenali dirinya lebih dari pada aku.
Seperti mempertaruhkannya di meja lotre, pilihan masih akan tetap sama.
Ah, tak perlu dipermasalahkan analogiku.
Itu hanya akan menjadi "seperti", sedangkan aku hanya akan membahas "rasa".
Iya, rasanya sama.
Bisa jadi, kau akan memenangkannya.
Tapi lebih bisa jadi, kau akan menelan pahit kehilangan semuanya sekali lagi.
Lalu apa?
Masih tidak benar jika tidak ada yang dipertaruhkan, bukan?
Baiklah, barangkali akan seperti ini.
Kau setuju dengan ideku?
"Aku akan mulai sibuk mengganti topik pembicaraanku menjadi tentangmu dengan-Nya sambil kita terus berbahagia hingga hati dapat lebih cepat bekerja menyembuhkan dirinya dan Tuhan tahu kita tidak sedang bercanda."
0 komentar:
Posting Komentar