Laut Tetap Asin, Bumi Masih Berputar, Harapanmu Belum Padam!

by Jumat, Desember 31, 2021 0 komentar

Sebagian orang kehilangan, di sisi lain banyak yang untung dadakan. Hidup tidak sebercanda itu, kawan.

Aku sudah tidak tertarik menonton televisi sejak 4 tahun lalu. Entah karena sudah teralihkan dengan banyaknya suguhan entertainment lainnya yang kurasa jauh lebih menghibur dari sekedar berita kriminal pengulangan dan itu jenuh, atau rentetan judul sinetron yang sangat tertebak alurnya. Uhh basi!

Berita tak biasa yang akhirnya aku dengar adalah Covid19. Ya tentu bukan dari televisi aku menerima beritanya, melainkan mulut tetangga. Maret 2020 adalah posisiku masih tinggal di Desa Tugu dan kebiasaanku ngumpul di warung tetangga sambil mengasuh anak hingga sore suamiku kembali dari kantornya.

Benakku saat itu tentang virus tersebut, meremehkan. Aku berdiskusi ringan dengan suami yang notabene kerja di kantor pengembangan dan penelitian milik pemerintah. Jelas dia lebih update soal apapun yang berhubungan dengan keilmiahan. Tapi lucunya, diskusi kami malah ngelantur ke hal lain di luar nalar. "Gimana kalau pandemi ini bakal kayak zombie? dan kayaknya kita harus segera mengumpulkan persediaan makanan kalau-kalau keadaan makin genting!"

Tapi kurasa yang berpikir konyol semacam itu bukan hanya kami saja. Nyatanya, mendadak panic buying melanda seluruh dunia. Aku mulai aktif menyaksikan berita di televisi untuk melihat perkembangan dari wabah ini. Dan tagline berita yang saat itu aku baca, "Seorang lansia di Australia kehabisan tisue toilet setelah berjalan jauh dari rumahnya menuju toserba." What?? Segila itu ternyata manusia ketika dihadapkan dengan ancaman kematian. Tetapi aku sama saja, perasaan takut memang wajar ketika kita bingung harus bagaimana menghadapinya.

Nyatanya, wabah yang terlihat mengerikan ini, dengan berita kematian dimana-mana, sulitnya mendapat pasokan bahan pangan di beberapa negara, atau sanak keluarga yang terpisah jauh lintas dunia tak bisa kembali, masih ada yang jauh lebih mengerikan dari itu semua. KORUPSI!

Memang bukan hal baru di negara ini para tikus berdasi seperti berlomba-lomba memperkaya diri lewat jabatannya. Tapi di tengah pandemi masih mengambil celah untuk korupsi?! Sakit jiwa ini sih pasti!

Tidak cukup hanya korupsi untuk memenuhi rekeningnya pribadi, semua fasilitas, pelayanan kesehatan, akses keramaian hajatan saat PPKM, bahkan liburan gratis melihat pameran fashion di luar negeri seolah hidupnya paling raja. Tahan, tahan jangan keluar kata kasar lagi!

Kulihat berita di Instagram Tempodotco menjadi sering lewat di beranda karena aku rutin membacanya. Lebih menarik membaca komenan netizen yang banyaknya menghujat pemerintah, senggol sedikit untuk PNS yang dianggap sama saja makan gaji buta di saat mereka beradu nasib menceritakan PHK di tempat kerjanya dan dimana-mana. Hatiku sakit, tapi memang tidak bisa merasakan sakitnya berada di posisi mereka yang harus jungkir balik dengan keterbatasan.

Tetap rasanya ingin menyentil balik. 

Saya juga jengah ko Mba Mas, mau itu dengan pandemi yang gak beres-beres atau dengan pemerintah yang terlihat bermain-main dengan rakyatnya. Tapi bukan berarti yang hilang dari dirimu, lantas menyalahkan orang lain sebagai kambing hitam agar dirimu puas. Kita sama-sama rakyat. Daripada saling menyudutkan dan tidak membawa perubahan, lebih baik saling merangkul, bukan? 

 

Malam ini adalah penghujung tahun 2021. Resolusi yang sama dengan tahun sebelumnya, bukan lagi hanya soal pencapaian diri, "semoga" kali ini adalah untuk warga di bumi. Aku, kamu dan kita yang masih bernapas dan membaca blog ini. Harapan belum mati. Sekali lagi angkat tangan menengadah semoga Tuhan membalikan tangannya lagi untuk 2022 yang lebih BERSIH dan lebih baik lagi.

HalloRufi

Blogger

tidak semua yang kutulis adalah tentangmu, dan tidak semua yang kamu baca adalah tentangku. Aku hanya menitipkan sebagian hatiku di sini.

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com tipscantiknya.com kumpulanrumusnya.comnya.com